Measurement System Analysis -MSA

Adalah Analisis terhadap sistem pengukuran dengan tujuan agar didapatkan hasil pengukuran yang benar-benar akurat, presisi, dan dapat dipertanggung-jawabkan.

Penerapan MSA dilakukan pada:
1. Kriteria penerimaan alat ukur baru.
2. Metode untuk perbandingan beberapa alat ukur atau sistem pengukuran.
3. Dasar penilaian alat ukur yang diduga bermasalah.
4. Perbandingan alat ukur sebelum dan atau setelah perbaikan.
5. Salah satu komponen dalam menghitung variasi proses, dan level yang dapat diterima untuk proses produksi
6. memastikan bahwa sistem pengukuran dapat mendeteksi perubahan kecil yang ada di part (discrimination).
--------------------------------------
Konsep Dasar 
Variasi : Kuadrat dari standard deviasi
Standar Deviasi / Simpangan Baku "Sigma" : Ukuran penyebaran data terhadap rata – ratanya.

Total variasi yang diamati dalam pengukuran suatu produk adalah penjumlahan variasi produk itu sendiri dan variasi dari pengukuran.

Tindaklanjut dari hasil MSA adalah bertujuan untuk mengusahakan agar variasi pengukuran menjadi seminimal mungkin.

Dirumuskan :
                      Total Variasi = Variasi produk + Variasi pengukuran 


--------------------------------------
MSA dapat diklasifikasikan atas :
1.Presisi (Precision) adalah variasi part saat diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama.
2.Akurasi (Accuracy) adalah perbedaan antara hasil pengukuran part dengan nilai sebenarnya dari part tersebut.

Accuracy mempunyai 3 komponen :
1. Stability : pengukuran harus mempunyai nilai yang sama baik di “masa lalu” maupun di ”masa datang”. (TIME BASE).
2. Linearity : pengukuran memberikan pembacaan yang tepat pada rentang ukuran tertentu. (SCALE BASE).
3. Bias : perbedaan nilai rata-rata pengukuran dengan nilai sebenarnya / true value.

Precision mempunyai 2 Komponen :
1. Repeatability : variasi alat ukur yang terjadi ketika operator sama mengukur part sama, dengan alat ukur yang sama juga berulang kali.
2. Reproducibility : variasi diakibatkan oleh operator yang berbeda, mengukur part ukur yang sama dengan alat ukur yang sama.

Discrimination : Sistem pengukuran harus mampu membagi nilai terkecil dari distribusi normal (± 3 sigma) menjadi minimal 5 kategori.

--------------------------------------------------

Kriteria Penerimaan Sistem Pengukuran dilakukan dengan melakukan analisis Gauge R & R(Repeatability & Reproducibility) sehingga dapat dilihat ke PRESISI an sistem pengukuran, yaitu :
1. Dengan melihat % Study Variasi dapat dilihat variasi Repeatability & variasi Reproducibility.
2. Dengan melihat Discrimination / Number of distinct Categories dapat dilihat apakah sistem pengukuran mampu membedakan berbagai part ukur yang berbeda ukurannya.
3. Dengan melihat P value, dapat dilihat apakah ada kecenderungan interaksi antara operator dengan part yang diukur (mis. Part dengan bentuk, jenis, ukuran tertentu).

Standar Gage R & R 
A. % Study Variasi (SV)
- % SV < 10 % (Gage dapat diterima).
- 10 % < % SV < 30 % (Gage diterima dengan persyaratan tertentu).
- % SV > 30 % (Gage tidak diterima).

B. Number of Distinc Categories (NDC) min 5.

C. P value :
- P value > 0.25 ; tidak ada interaksi operator dengan part.
- P value < 0.25 ; ada interaksi operator dengan part.

Ada 2 method Gauge R & R, yaitu:
1. Crossed Method (Silang): apabila part ukur yang sudah diukur operator pertama dapat diukur ulang oleh operator kedua dst (bersifat tidak merusak).
2. Nested Method (Bersarang) : apabila part ukur yang sudah diukur oleh operator pertama tidak dapat dilakukan pengukuran ulang oleh operator kedua dst (bersifat merusak)

Dengan memakai ANOVA (Analisa of Variance) dibantu dengan software Minitab, Gauge R & R dapat membedakan :
1. Variasi antar part.
2. Variasi antar operator/pengukur.
3. Variasi alat ukur (repeatability)
4. Interaksi operator/pengukur dengan part ukur.

Analisis Gauge R & R :
Repeatability nilainya terlalu besar (over value) dibandingkan Reproducibility, maka perlu dilihat :
1. Gauge (alat ukur) mungkin perlu dimaintenance.
2. Gauge (alat ukur) mungkin perlu di redesain supaya lebih rigid.
3. Clamp atau lokasi gauge perlu diimprove.

Reproducibility nilainya terlalu besar (over value) dibanding Repeatability, maka perlu dilihat :
1. Pelatihan Operator perlu diimprove.
2. Akurasi dari prosedur pengukuran.
3. Kalibrasi gauge tidak jelas.
--------------------------------------------------
www.sistemmanajemen.com